Primadona di Tengah Corona

Pergilah Corona!

Ilustrasi - Medcom.id.


Pemberian bantuan secara langsung, khususnya makanan dan bahan pokok tampaknya lebih banyak menyasar ke driver ojol. Di titik-titik dimana makanan ataupun logistik dibagikan, terlihat mayoritas yang mengantri adalah driver ojol. Begitu juga pengorder yang memesan makanan online, juga mayoritas dihibahkan ke driver ojol. Mereka tumbuh menjadi idola bagi para dermawan yang berkeinginan membantu sesama. 
Di sisi lain, para pedagang asongan, mbok jamu, starling (starb*ck keliling), dan pedagang kecil lainnya masih belum terlalu tersentuh. Mungkin karena sebagian memilih berhenti beroperasi, karna pusat keramaian tempat mereka mencari nafkah menjadi sepi. Mungkin juga karena kurang gercep (gerak cepat) dibanding driver ojol akibat keterbatasan dalam hal mobilisasi. Sebab sebagaimana kita ketahui, mayoritas mereka menjajakan produknya di kios kecil (sebagiannya pun kios kecil dadakan), berjalan kaki, ataupun bersepeda. 
Barangkali distribusi bantuan terhadap ojol bisa dilakukan secara lebih terstruktur. Semisal bekerjasama dengan platformnya ojol itu sendiri. Atau platformnya berinisiasi menggalang donasi buat driver mereka yang terdampak. Sebab mereka sudah pasti memiliki database yang valid, dan diharapkan bisa lebih merata dan lebih tertib. Dengan demikian, fokus penderma yang ingin mendistribusikan logistiknya secara langsung, bisa dialihkan ke kelompok sosial lain diluar ojol. 
Saya secara pribadi sangat mengapresiasi keberadaan ojol. Terutama di situasi seperti saat ini, keberadaan ojol untuk mengantarkan barang, makanan, ataupun bahan makanan mentah jelas-jelas sangat membantu. Namun menjadikan mereka seolah satu-satunya kelompok sosial yang harus dibantu saat ini, agaknya sedikit menyisakan sesak bagi yang lain.
Catatan senja
Jakarta, 11 April 2020

Komentar