Kejadian yang menimpa seorang guru di salah satu SMP di bantaeng
cukup membuat saya miris. Bagaimana tidak, cuma gara-gara mencubit
siswanya yg main siram-siraman air pel yg akhirnya air pel mengenai sang
guru itu, ibu guru ini harus mendekam di penjara. Sang guru ini
sekarang tengah mengalami depresi dan diabetes keringnya kambuh saat
penahanan menunggu sidang saat ini.
Saya jadi ingat waktu saya
sekolah dulu, bagaimana guru SD saya menyiapkan rotan utk siswa2nya yang
nakal. Atau guru mengaji saya menyiapkan lidi saat kami salah membaca
tajwid. Atau guru SMP saya yg menampar dua orang anak yg di anggap nakal
didepan semua peserta upacara. Atau saat SMA kami dijemur sambil hormat
ke tiang bendera ketika panas terik gara-gara sembunyi pas upacara
bendera. Uniknya saat saya mengadukan ke rumah kalau saya dihukum, orang
tua saya bukannya membela apalagi melaporkan sang guru ke polisi namun
justru memarahi dan menambah hukuman saya. Kadang hukuman dirumah
berlipat ganda dari hukuman di sekolah. Karna menurut orang tua saya
guru tidak mungkin menghukum jika saya tidak salah. Walhasil, saya tdk
pernah mengadu lagi ke rumah kalo di hukum di sekolah. Mungkin Orang tua
saya malu kalau anaknya nakal sehingga hukuman saya di tambah.
Saat terjadi kasus yuyun atau enno yg dilakukan anak2 dibawah umur kita
bertanya bagaimana pendidikan akhlak bagi anak2 sehingga moralnya se
rusak itu. Namun disisi lain, ada orang tua yang merusak moral anaknya
sendiri. Itu kan menyedihkan sekali..
Anak2 harusnya di ajarkan
kebenaran. Ketika dia salah maka katakan salah, ketika benar katakan
benar. Bukan memberikan pembenaran pada anak dengan menjebloskan guru ke
penjara. Itu tindakan lebay orang tua yang akan menjadi bibit perusak
moral anak. Si anak akan merasa selalu benar. Anak tidak hanya diberikan
reward, namun punishment juga penting agar dia tahu mana yg benar dan
salah serta tidak mengulangi kesalahan. Dengan pembenaran seperti itu
penghargaan anak2 terhadap guru atau profesinya akan menjadi minim.
Akibatnya, si anak tidak akan mendapatkan ilmu yg optimal. Kenapa
begitu??
Karna manusia akan susah menyerap ilmu dari orang yg dia
sepelekan. Mental block sudah terbentuk di awal. Maka ilmu apapun itu
termasuk ilmu ttg akhlak tidak akan diterima dengan baik.
Maka
buat para orang tua, berhentilah lebay.. anak harus ditekankan untuk
hormat pada gurunya. Anak mesti dididik dg pemberian reward and
punishment yg seimbang, bukan hanya reward saja. Karna guru lah yang
mengajar dan mendidik mereka selain di rumah. Dan mendidik itu bukan
hanya berceramah tentang trigonometri di depan kelas. Tapi mendidik itu
meniscayakan proses penanaman nilai. Dan penanaman nilai memiliki cara
yg beragam.
Akhirnya saya mengucapkan terimakasih untuk guru2
yang pernah menghukum saya, karna mereka mengajarkan saya mana hal benar
dan hal salah serta memberikan efek jera buat saya dalam melakukan
kesalahan. Teristimewa buat orang tua saya yang tidak lebay
memperlakukan anaknya atas nama "sayang" walaupun saya tahu beliau
sangat menyayangi saya.
cuma gara2 cubit guru dipenjara, kelewatan sekali. klik untuk saran menyelesaikan masalah kriminalisasi guru ini
BalasHapus