ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM



A.    LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan nerupakan factor penentu bagi perubahan sebuah organisasi. Pergerakan dan dinamika lingkungan sangat mempengaruhi proses perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi. Apapun bentuk organisasinya, baik itu organisasi privat ataupun organisasi public pasti dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagai contoh, kemajuan teknologi dengan hadirnya surat elektronik juga mempengaruhi bahkan merubah pola administrasi surat-menyurat di sebagian besar organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Proses surat menyurat sebagian besar organisasi tidak lagi menggunakan kertas yang dikirim via pos tapi cukup menggunakan email. Tentunya dengan pertimbangan efektivitas dan kemudahan dikarenakan kemajuan teknologi.
Menurut Nilakant dan Ramnarayan (dalam Amy, 2013), lingkungan merupakan seluruh hal yang mengelilingi organisasi atau seluruh hal yang ada diluar organisasi. Dalam pengertian ini lngkungan hanya dibatasi oleh semua hal yang berada di luar dari organisasi. Misalnya organisasi lain, pemerintah, atau masyarakat diluar organisasi tersebut. Sementara menurut Scott (dalam Amy, 2013), lingkungan organisasi digambarkan sebagai keseluruhan yang ada di sekitar organisasi yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi, dengan demikian perubahan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan system organisasi.
Jones dan George (dalam amy, 2013) mendefinisikan lingkungan organisasi sebagai berikut “ organizational environment is defined as all elements that exist outside and inside the boundary of the organization and have the potential to affectall or part of the organization”. Dalam hal ini Jones dan George tidak hanya membatasi lingkungan organisasi sebagai lingkungan yang berada di sekitar organisasi tapi juga mendefinisikan lingkungan internal organisasi sebagai bagian dari lingkungan organisasi yang juga mempengaruhi perkembangan dan berefek langsung pada perubahan organisasi tersebut. Lingkungan internal organisasi meliputi pimpinan organisasi, manajer organisasi, pengurus, anggota dan semua unsur yang berada di dalam organisasi tersebut. Lingkungan internal organisasi menjadi penting untuk dibahas dan diperhatikan mengingat pengabaian terhadap lingkungan internal organisasi dapat berakibat fatal pada perkembanga dan kemajuan organisasi. Sebagai contoh saja, jika manajemen sumberdaya organisasi dikelola asal-asalan maka produk ataujasa yang dihasilkan tidak akan maksimal.
Berdasarkan pengertian mengenai lingkungan organisasi maka lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa level, yaitu :
1.      Lingkungan internal organisasi
Lingkungan internal organisasi adalah elemen-elemen yang berada di internal organisasi. Lingkungan internal meliputu pimpinan, karyawan, anggota dan unsure lainnya yang menjadi bagian dari organisasi tersebut. Lingkungan internal sangat berperan besar terhadap perkembangan dan penentuan arah perubahan organisasi. Artinya lingkungan internal memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perjalanan organisasi
2.      Lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh secara langsung terhadap organisasi
Lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh secara langsung terhadap organisasi adalah lingkungan diluar organisasi yang terlibat langsung atau merasakan efek langsung dari organisasi. Lingkungan eksternal seperti ini sering disebut dengan lingkungan mikro. Lingkungan ini mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi secara langsung. Contoh dari lingkungan ini adalah pemasok, konsumen, pesaing, dan stakeholder dari organisasi tersebut.
3.      Lingkungan eksternal organisasi yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap organisasi
Lingkungan eksternal organisasi yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap organisasi biasa disebut dengan lingkungan makro. Lingkungan eksternal ini tidak berhubungan dengan organisasi secara langsung namun lingkungan makro dan perubahannya memberikan efek secara tidak langsung terhadap organisasi. Begitu juga perubahan organisasi akan memberikan efek secara tidak langsung terhadap lingkungan makro. Contoh lingkungan makro ini adalah lingkungan sosial, ekonomi, keamanan, politik dan kemajuan teknologi.
            Merujuk pada defenisi mengenai lingkungan organisasi dan juga pengaruh lingkungan organisasi terhadap perkembangan dan perubahan organisasi itu sendiri maka agar organisasi dapat bertahan lama, sebuah organisasi harus menerapkan open system model dalam pengelolaan organisasinya. Artinya organisasi harus terbuka terhadap lingkungannya, begitu juga sebaliknya. Open system model meniscayakan sebuah organisasi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, begipun sebaliknya. Hal ini menuntut sebuah organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungannya. Organisasi yang menerapkan open system model akan terus menerus berinovasi untuk menundukkan perubahan lingkungannya. Sebaliknya organisasi yang tidak mau terbuka terhadap perubahan lingkungan akan tertinggal di tengah pesatnya perubahan lingkungan. Organisasi yang terus menerus menerapkan close system model lambat laun akan lumpuh dan ditinggalkan oleh peminat dan lingkungannya. Sebagai contoh saja kita lihat fenomena antara ojek pangkalan dan ojek online di Jakarta. Ojek online membuka diri terhadap perkembangan teknologi dan menundukkan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi dalam pemasarannya sementara ojek pangkalan terus menutup diri dan mempertahankan pola pencarian pelanggan yang konvensional.  Namun pada akhirnya ojek pangkalan banyak ditinggal oleh masyarakat karna online lebih diminati.
B.     SIFAT LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan organisasi terus mengalami perubahan. Tentunya lingkungan organisasi masa sekarang berbeda dengan lingkungan organisasi puluhan tahun lalu. Hal ini tidak bisa dielakkan mengingat ilmu pengetahuan yang terus berkembang, kemajuan dalam hal teknologi dan kondisi sosial politik masyarakat yang semakin kompleks.
Organisasi tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Hal ini dikarenakan organisasi membutuhkan sumberdaya dari lingkungan untuk menghasilkan produk organisasi, baik berupa barang maupun jasa. Produk dari organisasi yang berupa barang atau jasa nantinya akan dikembalikan lagi ke lingkungan organisasinya. Organisasi dapat bertahan atau dikatakan sukses apabila memenuhi kedua fungsi tersebut, yaitu memperoleh sumberdaya dari lingkungannya dan menghasilkan produk yang diperlukan dan diterima baik oleh lingkungan (Amy, 2013)
Menurut Burton, Desanctis dan Obel (dalam Amy, 2013) sifat lingkungan organisasi dapat digambarkan menjadi dua yaitu complexity dan unpredictability. Complexity mengacu pada jumlah kekuatan lingkungan yang mempengaruhi organisasi, misalnya pesaing, mitra kerja, dan lai-lain. Semakin tinggi complexity sebuah lingkungan organisasi berarti semakin banyak jumlah kekuatan lingkungan yang mempengaruhi perjalanan organisasi tersebut. Unpredictability mengacu pada tingkatan ketidakpastian lingkungan, artinya semakin tinggi tingkat unpredictability dari lingkungan organisasi maka semakin susah lingkungan organisasi tersebut untuk diprediksi.
Berdasarkan dua sifat lingkungan tersebut,, Burton, Desanctis dan Obel membagi lingkungan organisasi menjadi 4 tipe lingkungan yaitu ;
1.      A calm environment, lingkungan organisasi seperti ini kondisinya relative tenang dan tidak banyak dinamikanya. Tingkat kompleksitas dan unpredictability lingkungan organisasinya cenderung rendah
2.      A varied environment, lingkungan organisasi seperti ini memiliki variasi yang sedikit namun lebih kompleks dibanding yang pertama. Tingkat kompleksitas lingkungannya cukup tinggi namun tingkat unpredictability dari lingkungannya masih rendah artinya lingkungan organisasi ini masih mudah diprediksi
3.      A locally stormy environment, lingkungan organisasi ini cenderung bergejolak dan dinamis namun masih sebatas lokal tertentu. Lingkungan organisasi jenis ini memiliki tingkat kompleksitas yang rendah namun tingkat unpredictability-nya cukup tinggi.
4.      A turbulent environment, lingkungan organisasi seperti ini memiliki dinamika dan gejolak yang sangat tidak pasti dan cenderung kacau. Tingkat kompleksitas dan tingkat unpredictability dari lingkungan jenis ini cukup tinggi.

C.    ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi kemahasiswaan yang didirikan oleh Lafran Pane pada tanggal 14 rabiul awal 1366 hijriah atau bertepatan dengan 5 februari 1947 masehi. Dengan usianya yang menginjak 69 tahun himpunan mahasiswa islam mengukuhkan dirinya sebagi organisasi mahasiswa yang tertua dan terbesar di Indonesia. Saat ini himpunan mahasiswa islam memiliki 202 cabang di berbagai kabupaten kota yang di koordinir oleh 20 badan koordinasi.
Bukan hal yang mudah untuk sebuah organisasi bertahan selama puluhan tahun. Terlebih dengan sifat organisasi ini yang independen. Artinya Himpunan Mahasiswa Islam tidak berafiliasi pada organisasi atau partai manapun. Himpunan Mahasiswa Islam bukanlah underbrow dari partai manapun semisal organisasi sayap golkar, PPP, PAN, PDI-P, dan sebagainya. Himpunan mahasiswa islam juga bukan merupakan underbrow dari ormas semisal NU, Muhammadiyah, ataupun Masyumi walaupun HMI sering dikait-kaitkan dengan Masyumi.
Pada kenyataannya anggota HMI lebih beragam, ada yang berlatar belakang NU, Muhammadiyah, yang berasal dari pesantren ataupun sekolah umum biasa, ada yang berasal dari kampus negeri maupun kampus swasta kecil dipelosok negeri sana. Himpunan mahasiswa islam membuka ruang selebar-lebarnya bagi setiap anak bangsa untuk berproses dan belajar menjadi pemimpin tanpa diskriminasi latar belakang orang tua, ras, atau asal kampus. Hal ini dapat kita lihat dari profil mantan-mantan ketua umum PB HMI yang memiliki latar belakang cukup beragam. Belum lagi jika kita bicara pengurus HMI di tingkatan BADKO, cabang hingga komisariat.
Berdasarkan defenisi mengenai lingkungan organisasi kita dapat memilah-milah lingkungan organisasi himpunan mahasiswa islam sebagai berikut ;
1.      Lingkungan internal, terdiri dari anggota HMI, pengurus HMI dari tingkatan komisariat sampai pengurus besar, Korps HMI-wati (KOHATI), badan pengelola latihan (BPL), serta lembaga pengembangan profesi yang berada di seluruh tingkatan kepengurusan.
2.      Lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh secara langsung terhadap organisasi, terdiri dari organisasi kemahasiswaan internal kampus, Organisasi kemahasiswaan dan pemuda (OKP), pihak perguruan tinggi dan mahasiswanya, pemerintah daerah atau pihak-pihak yang menjadi stakeholder, serta KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam)
3.      Lingkungan eksternal organisasi yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap organisasi, seperti lingkungan sosial, ekonomi, keamanan, politik dan kemajuan teknologi.
Jika dilihat dari lamanya umur Himpunan Mahasiswa Islam, organisasi ini dapat dikatakan sukses karna memenuhi kedua fungsi, yaitu memperoleh sumberdaya dari lingkungannya dan menghasilkan produk yang diperlukan dan diterima baik oleh lingkungan. Sumberdaya yang dikelola oleh HMI dalah sumberdaya manusia berupa mahasiswa islam yang setelah berproses di HMI diharapkan dapat menjadi orang-orang yang mampu memberikan solusi bagi masyarakat dan diterima baik oleh masyarakat, mengingat krisis kepemimpinan yang terjadi pada bangsa Indonesia ini, HMI masih dipandang relevan sebagai kawah candradimuka bagi calon-calon pemimpin bangsa masa depan.
Menurut penulis, selama ini himpunan mahasiswa islam sudah menerapkan open system model dalam pengelolaan organisasinya. Artinya HMI cukup terbuka terhadap lingkungannya, begitu juga sebaliknya. Open system model meniscayakan sebuah organisasi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Himpunan Mahasiswa Islam menerapkan open system model dengan terus menerus berinovasi untuk menundukkan perubahan lingkungannya. Hal ini ditandai dengan lokakarya perkaderan yang dilaksanakan rutin disetiap periode guna memperbaharui sistem training di HMI agar relevan dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Selain itu upaya untuk mengembangkan e-organization guna mengimbangi kemajuan teknologi juga terus menerus dilaksanakan oleh pengurus. Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bahwa HMI juga terus menerus memperbaiki diri dan lingkungan internalnya guna tetap survive dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.
Terkait keterbukaan terhadap lingkungan eksternal, dapat dilihat dengan aktivitas HMI yang melibatkan pihak-pihak diluar HMI dalam menjalankan program-program yang juga ditujukan kepada lingkungan eksternalnya (masyarakat). Dalam menjalankan program-program yang sifatnya eksternal, HMI kerap menggandeng rekan OKP lain, organisasi internal kampus, pemerintah bahkan pihak swasta sepanjang tidak bertentangan dengan ideology yang dianut serta bantuannya bersifat halal dan tidak mengikat. Selain itu kebijakan maupun sikap HMI dalam menyikapi isu-isu kebangsaan atau keumatan juga dapat menjadi tolok ukur bahwa HMI merupakan organisasi yang Open system model. Dari uraian di atas dapat dilihat cara HMI menundukkan lingkungannya yaitu dengan terus menerus beradaptasi dan memperbaiki tatakelola organisasinya.
Tipe lingkungan organisasi yang ada di Himpunan Mahasiswa Islam menurut penulis lebih cenderung kepada a locally stormy environment. Dalam pengertiannya lingkungan organisasi jenis ini cenderung bergejolak dan dinamis namun masih sebatas lokal tertentu. Lingkungan organisasi jenis ini memiliki tingkat kompleksitas yang rendah namun tingkat unpredictability-nya cukup tinggi. Dinamika yang ada dalam Himpunan mahasiswa islam cenderung kuat.  Namun dinamika yang terjadi hanya pada lingkungan internal, tidak meluas ke lingkungan eksternal. Contoh dari kerasnya dinamika di internal HMI ini dapat dilihat dari perjalanan kongres HMI tahun 2013 yang memakan waktu kurang lebih satu bulan, sebuah kongres yang bisa dikatakan paling lama dalam sejarah organisasi mahasiswa. Namun tentunya hal semacam ini terus menerus dibenahi agar tidak terulang lagi. Karna akan cukup merugikan nama baik dan perkembangan organisasi HMI.

Komentar