ulasan buku dasar-dasar demografi sri moertiningsih
Demografi
memiliki banyak defenisi. Secara harfiah demografi berasal dari bahasa yunani,
demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menggambar.
Sehingga demografi secara harfiah diartikan sebagai gambaran tentang penduduk.
Sementara menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa ilmu demografi merupakan
suatu alat untuk mempelajari perubahan kependudukan dengan menggunakan data
statistic terkait perubahan jumlah, persebaran, dan komposisinya. Perubahan ini sangat erat kaitannya dengan
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Tingginya fertilitas misalnya, itu akan
berdampak pada komposisi penduduk. Dalam perkembangannya demografi juga
dipelajari lebih luas dengan memperhatikan variable-variaabel nondemografis
seperti sosial, ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan politik.
Teori mengenai transisi demografi mulai dari tahapan pre industrial (pertumbuhan penduduk
rendah karna kematian tinggi), early industrial (jumlah penduduk meningkat
cepat karna kematian menurun dan kelahiran tinggi), industrial (kematian
menurun dan kelahiran menurun), dan mature industrial (angka kematian dan
kelahiran sudah mencapai angka yang rendah sehingga pertumbuhan penduduk juga
rendah, dihasilkan karna kondisi sosial ekonomi masyarakat yang maju) banyak
mengalami kritikan. Tahapan transisi demografi dianggap tidak berlaku umum pada
semua Negara. Indonesia misalnya, pertumbuhan penduduknya dipengaruhi program
keluarga berencana yang dianggap cukup sukses mengurangi tingkat fertilitas
selain pengaruh perbaikan pelayanan kesehatan. Namun demikian, fakta bahwa
semua Negara mengalami transisi demografi tidak bisa dipungkiri walaupun dengan
tahapan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat sosial, ekonomi,
budaya dan lingkungan yang membentuk gaya hidup penduduk di masing – masing
negara tersebut.
Teori
pemikiran tentang penduduk pernah ditulis oleh konfusius sekitar 500 tahun SM yang menyatakan bahwa
jumlah penduduk yang besar akan menekan standar hidup masyarakat. semakin besar
jumlah penduduk maka standar kehidupannya semakin rendah. Konfusius membangun
teorinya dengan mengaitkan jumlah penduduk dan luas tanah. Semakin besar jumlah
penduduk maka semakin sedikit luas tananh yang dimiliki masing – masing
penduduk. Sementara menurut plato dan aristoteles, apabila sebuah kota tidak
dapat menampung jumlah penduduk maka diperlukan pembatasan kelahiran. Sementara
menurut beberapa ahli, kemampuan atau potensi masyarakat yang terus berkembang
dapat menyelesaikan permaasalahan yang ada. Beberapa hambatan pertumbuhan
penduduk menurut Malthus adalah positif
checks (bencana alam, kelaparan, penyakit menular, pembunuhan, dan perang)
dan preventive check (menunda perkawinan dan selibat permanent). Teori Malthus
mempengaruhi teori – teori ekonomi yang mengaitkan dengan permasalahan
penduduk, misalnya saja teori ekonomi fertilitas dan sebagainya.
Studi
demografi menekan kan pada tida fenomena yaitu, dinamika kependudukan,
komposisi penduduk, serta jumlah dan distribusi penduduk. Dalam komposisi
penduduk, pengelompokan penduduk dibagi berdasarkan karakteristik tertentu
secara umum hingga dapat diklasifikasikan menurut karakteristik demografi,
karakteristik sosial, karakteristik ekonomi dan karakteristik geografis.
Karakteristik demografi memuat klasifikasi berdasarkan umur, kelamin, jumlah
wanita usia subur dan jumlah anak. Komposisi penduduk berdasarkan karakteristik
sosial mengelompokkan penduduk berdasarkan pendidikan (tingkat pendidikan,
status sekolah, kemampuan baca tulis) dan status perkawinan (belum menikah,
sudah menikah atau pernah menikah). Komposisi penduduk berdasarkan
karakteristik ekonomi dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha, jenis pekerjaan
dan status pekerjaan.
Ukuran-
ukuran dalam komposisi penduduk mencakup beberapa hal diantaranya; umur median
(umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian yang sama), rasio ketergantungan
(angka yang menyatakan perbandingan rasio usia produktif dengan usia
nonproduktif), rassio jenis kelamin (perbandingan jumlah laki-laki dan
perempuan), angka melek huruf (kemampuan membaca dan menulis). Ukuran – ukuran
diatas yang biasanya dipakai dalam penyajian data kependudukan.
Selain
dengan metode numeric, komposisi dapat juga digambarkan menggunakan grafik.
Salah satu grafik yang umum digunakan adalah piramida penduduk. Bentuk piramida
penduduk, ditentukan oleh proses demografi yang terjadi yaitu fertilitas,
mortalitas dan migrasi. Dalam hal factor fertilitas, peningkatan kelahiran akan
membuat dasar piramida lebih lebar dari tahun sebelumnya. Sebaliknya jika dasar
piramida lebih pendek berarti jumlah kelahiran menurun. Pada mortalitas, jika
kematian bayi cukup tinggi makaterjadi penciutan balok piramida dan
kemiringannya akan semakin curam dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara
pada migrasi, jika migrasi yang masuk lebih besar pada migrasi yang keluar maka
terjadi pembengkakan pada bagian tengah penduduk dibandung tahun-tahun
sebelumnya. Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin karakteristik penduduk
dari suatu Negara dapat dibedakan atas 3 ciri yaitu, expansive(lebar pada
bagian dasar piramida, menunjukkan proporsi penduduk muda lebih besar dibanding
penduduk tua), constrictive (bagian dasar piramida kecil dan sebagian besar
penduduk masih berada di usia muda), dan stationary (bagian dasar piramida
kecil, proporsi umur di tiap kelompok hampir sama dan mengecil di usia tua).
Data
demografi kependudukan dangat dibutuhkan dalam pengembangan kebijakan. Sumber-sumber
statistic demografi dapat berasal dari
hasil sensus penduduk, registrasi vital, dan surver sampel kependudukan. Pada
umumnya data dari sensus penduduk lebih banyak digunakan dikarenakan cakupannya yang lebih luas dan
menyentuh seluruh masyarakat dibandingkan dengan hasi dari registrasi vital
maupun survey sampel.statistik data kependudukan apakah melalui pencacahan,
registrasi maupun survey, mempunyai kemungkinan mengandung kesalahan data. Maka
diperlukan sebuah evaluasi data umtuk mengukur ke akuratan data dan menetukan
apakah data tersebut bisa dipercaya atau tidak. Evaluasi data dapat berupa
evaluasi data umur dan jenis kelamin, dimana pelaporan umur dan rasio jenis
kelamin menjadi titik tekannya. Selain itu evaluasi data juga bisa melalui
evaluasi data fertilitas, dimana sumber yang digunakan adalah registrasi dan
sensus penduduk dan survey. Evaluasi data mortalitas juga melalui registrasi,
sensus penduduk dan survey. Sementara evaluasi data mobilitas umumnya data yang
digunakan di Indonesia adalah data survey dan sensus dikarenakan lemahnya
sistem registrasi di Negara kita.
Data
demografi yang diperoleh dari sumber – sumber data kependudukan seperti sensus
penduduk, registrasi vital dan survey selanjutnya diolah untuk menghasilkan
ukuran- ukuran demografi yang akan digunakan berbagai fihak dengan beragam
keperluan. Ukuran – ukuran demografi dapat dikelompokkan menjadi angka absolute
dan angka relative. Angka absolutterdiri
dari jumlah absolute, ukuran kohor, ukuran periode, dan prevalensi. Angka
relative terdiri dari persente, proporsi, angka dan rasio.
Fertilitas
merupakan salah satu komponen demografi yang bersifat menambah jumlah penduduk.
Ada bebrapa konsep kelahiran dalam analisis fertilitas yaitu lahir hidup
(ketika lahir bayi menunjukkan cirri kehidupan), lahir mati (ketika lahir tidak
menunjukkan tanda-tanda kehidupan), aborsi (baik disengaja maupun tidak).
Selain program kontrasepsi yang di kembangkan di beberapa Negara, isu LGBT (lesbian, gay, biseksual,
transgender) yang oleh sebagian negara
dilegalkan juga menjadi factor baru yang mempengaruhi tingkat fertilitas suatu
Negara. Kultur daerah juga berpengaruh terhadap angka fertilitas ini. di daerah
yang notabene maju perempuan menikah di
usia yang cukup matang, sementara ada beberapa kultur daerau yang memposisikan
perempuan menikah lebih cepat sehingga di daerah maju angka fertilitas lebih
kecil kemungkinannya dibanding daerah yang lebih maju.
Tinggi
rendahnya angka fertilitas juga dapat dijelaskan melalui pendekatan ekonomi.
Pemikiran makro yang menyatakan bahwa tingkat fertilitas ditentukan oleh
pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan modernisasi sudah mulai ditinggalkan dengan
teori baru “The new home economics” dimana para ekonom lebih menekankan bahwa
tingkat fertilitas ditentukan oleh kesepakatan suami dan istri mengenai jumlah
anak dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi pasangan tersebut. Karna menurut
leibenstein, mempunyai anak dapat dilihat dari dua segi ekonomi. Pertama
kegunaannya (utility) dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan dalam merawat
anak. Sehingga pertimbangan jumlah anak dalam pendekatan ekonomi menjadi factor
meningkat atau tidaknya angka fertilitas.
Di
indonesia, angka fertilitas mengalami penurunan yang relative cepat dikarenakan
intervensi pemerintah melalui program keluarga berencana. Selain itu juga
dipengaruhi factor – factor lain semisal umur kawin pertama, peningkatan
pendidikan perempuan, partisipasi perempuan dalam pasar kerja, lingkungan
tempat seseorang dibesarkan, sosial budaya dan bias gender.
Morbiditas
atau mortalitas merupakan factor penyebab terjadinya penurunan jumlah penduduk.
Morbiditas dalam arti sempit diartikan sebagai sakit atau kesakitan. Akulmulasi
morbiditas dapat saja menimbulkan mortalitas. Itu kenapa prinsip mortalitas
selalu dikaitkan dengan permasalahn kesehatan dan pelayanan kesehatan terhadap
public. Dalam morbiditas ada beberapa ukuran penting yaitu insiden (jumlah
kasus baru suatu penyakit selaama suatu kurun waktu tertentu), prevalensi
(jumlah penduduk yang sakit pada titik waktu tertentu tanpa memperhitungkan
kapan penyakit itu dimulai), attack rate (penyakit pada suatu penduduk yang
terbatas pada waktu yang pendek, misal epidemic atau penyakit yang hanya
terdapat pada kelompok tertentu.
Mortalitas
juga memiliki beberapa ukuran diantaranya angka kematian kasar, angka kematian
menurut umur, angka kematian bayi, rasio kematian perinatal dan angka kematian
perinatal, angka kematian baru lahir, angka kematian lepas baru lahir, angka
kematian anak, angka kematian anak dibawah lima tahun, proporsi kematian anak
dibawah lima tahun, angka kematian maternal, angka kematian menurut penyebab,
proporsi kematian karna sebab tertentu, dan terakhir angka harapan hidup.
Di
Indonesiaa angka kematian bayi sudah mengalami penurunan, sementara angka
kematian ibu masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan akses ibu hamil terhadap
pelayanan kesehatan modern masih kurang. Kurang dari 50% kelahiran dibantu oleh
bidan sementara sisanya masih dibantu oleh dukun tradisional.
Migrasi
merupakan salah satu factor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk selain
kelahiran dan kematian. Apabila migrasi keluar lebih kecil dari migrasi kedalam
maka jumlah penduduk akan meningkat. Begitu juga jika migrasi keluar lebih
besar dari migrasi kedalam maka jumlah penduduknya akan berkurang.
Migrasi
dipengaruhi beberapa factor pendorong diantaranya ; makin berkurangnya sumber –
sumber kehidupan, menyempitnya lapangan pekerjaan, adanya tekanan politik,
agama dan suku yang mengganggu hak asasi penduduk daerah asal, alasan
pendidikan, pekerjaan dan perkawinan, terakhir bencana alam yang
terjadi.Ukuran-ukuran migrasi meliputi angka mobilitas, angka migrasi masuk,
angka migrasi keluar, angka migrasi neto, angka migrasi bruto , dan angka migrasi
parsial.
Pembahasan
demografi juga tidak bisa dilepaskan dari proses perkawinan dan perceraian sebab perkawinan dan perceraian
berdampak langsung dalam menambah jumlah, mengurangi jumlah dan mengubah
komposisi penduduk. Secara demografis, perkawinan diartikan berkurangnya jumlah
penduduk muda yang belum menikah menjadi
menikah, dilakukan secara legal antar lawan jenis sehingga menimbulkan
kewajiban diantara keduanya. Sementara perceraian adalah berpisahnya pasangan
yang sudah menikah secara legal, namun tetap mendapatkan hak kawin ulang sesuai
hukum, aturan dan budaya yang berlaku di masing-masing negara.
Dalam
konteks Indonesia, perkawinan diatur melalui hukum perdata sipil, hukum agama,
dan hukum adat. Di Indonesia,
perkawinan diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Namun meski sudah diatur dalam bentuk konstitusi legal,
masih ada banyak penyimpangan proses perkawinan seperti kawin di bawah
umur, kawin kontrak dan kawin gantung. Perkawinan
dan perceraian sendiri dapat disebabkan beberapa faktor seperti umur, jenis
kelamin, daerah asal, etnik, kondisi ekonomi, sosial dan pendidikan.
Pengukuran angka perkawinan dapat menggunakan
metode perhitungan langsung dan tidak langsung. Metode langsung terdiri dari angka perkawinan kasar, umum, umur tertentu,
perkawinan pertama,poligami, ulang, total, perceraian kasar dan
perceraian umum. Metode tidak langsung dapatdiukur melalui umur perkawinan
pertama (UKP) baik secara modus, median maupun kuartil.
Mempelajari demografi
juga sulit dilepaskan dari program Keluarga Berencana yang diklaim pemerintah
mampu mengurangi kepadatan penduduk. Apalagi
saat ini Indonesia berusaha memassifkan gerakan kesehatan reproduksi
yang meliputi lima hal yakni KB, kesehatan ibu,kesehatan anak balita, kesehatan
reproduksi remaja dan infeksi menular seksual (IMS). Keluarga Berencana (KB) adalah upaya merencanakan jumlah, jarak dan
waktu kelahiran anak sehingga mencapai tujuan reproduksi keluarga.
Secara
garis besar, ada dua alat modern dalam KB yakni hormonal (pil, susut dan
suntikan) dan nonhormonal (spiral,kondom, vasektomi dan tubektomi). Dalam
penerapannya, ada beberapa sumber data KB yakni Survei Fertilitas Indonesia, Prevalensi Kontrasepsi Indonesia,
Supas, SDKI dan Susenas. Sedangkan untuk mengukurnya ada yang bersifat current
(angka prevalensi kontrasepsi, contraceptive
mix dan unmet need) dan kontinu
(angka kelangsungan, tidak langsung,
kegagalan dan efektivitas kontrasepsi).
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
KB seperti keadaan demografis, sosial, ekonomi dan budaya. Studi demografi dalam konteks ekonomi-produktif
akan berkaitan dengan ketenagakerjaan yakni kemunculan angkatan kerja
dan pengangguran. Angkatan kerja yakni orang yang sudah atau sedang mencari
kerja. Pengangguran yakni orang yang sedang aktif mencari pekerjaan, tidak bekerja, sudah ada pekerjaan namun belum mulai
bekerja.
Sumber data angkatan
kerja yakni sensus penduduk, susenas, supas dan sakernas. Ada beberapa komposisi dalam bekerja yakni menurut
lapangan usaha, jenis dan status pekerjaan. Masalah ketenagakerjaan adalah ketidakseimbangan dimana lebih besar penawarandibandingkan
permintaan dan sebaliknya.
Salah satu karya besar demografi adalah proyeksi penduduk yang banyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik, pendidikan dan ekonomi. Proyeksi penduduk, adalah
suatu perhitungan yang menunjukkankeadaan penduduk di masa mendatang jika diterapkan asumsi fertilitas, mortalitas dan migrasi. Ada dua macam metode
mengukur proyeksi penduduk yakni metode matematik(aritmatik,
geometrik dan eksponensial)
dan komponen (uniregional dan multiregional)
Dalam
proses demografi, tentunya diperlukan analisis data sederhana baik menggunakan tabel maupun
diagram (grafik). Jika menggunakan tabel maka memerlukan tabel silang dan distribusi frekuensi
(penyajian pengamatan yang disusun dari ukuran terbesar sampai terkecil,
kelompok-kelompok atau kelas-kelas). Sedangkan menyajikan grafik umumnya memakai histogram/gambar balok. Selain
itu, ada pula konsep ukuran kecendrungan sentral yang terbagi tiga macam yakni
mean, median dan modus.Sedangkan untuk mengukur nilai, pengubah atau sifat
dapat menggunakan
deviasi standar.
Untuk
membandingkan populasi, maka diperlukan penyesuaian dengan memilih satu distribusi populasi yang dinamakan
metode standarisasi. Namun, meski sudah
dapat dianalisis, masalah kependudukan tetap diakui berjalan dinamis dan
semakin kompleks sehingga diperlukan kebijakan pendudukan. Kebijakanpendudukan
adalah langkah dan program untuk mencapai tujuan pembangunan suatu negara dengan cara mempengaruhi variabel utama demografi.
Secara
umum, kebijakan kependudukan di seluruh dunia terbagi dua yakni
pronatalis dan antinatalis. Di Indonesia contoh kebijakan pendudukan adalah
program KB, transmigrasi dan pemberian tunjangan beras sampai anak
kandung ketiga. Harus diakui, proses perkawinan bersifat sakral dalam kehidupan
seorang manusia. Untuk itu, institusi keluarga hasil perkawinan harus mampu
membentuk ketahanan keluarga. .Namun
prakteknya, proses perkawinan di Indonesia menyisakan tiga persoalan strategis
yaitu:
- banyak terjadi penyimpangan perkawinan yang tidak diimbangi aturan hukum yang tegas. Akibatnya pelaku penyimpangan bebas menjalankan aksinya, tanpa harus takutmendapatkan sanksi sosial maupun hukuman tegas negara, masyarakat dan agama.
- tumpang tindihnya (overlapping) kebijakan dalam mengurus data perkawinan dimana masing-masing lembaga negara merasa berhak menetapkan aturan. Dampaknya,Indonesia belum mempunyai data demografis yang valid dan objektif akibat egoismestruktural lembaga pemerintahan yang mengurus perkawinan.
- UU Perkawinan tidak mengatur poligami yang berkorelasi pertambahan suami dari wanita muda yang menikah,sehingga berdampak kepada pertambahan/pengurangan jumlah penduduk.
Dalam
membahas program KB, ada beberapa kritik yang perlu disampaikan khususnya mengenai
analisis KB terhadap pertumbuhan penduduk. Pertama, KB belumterbukti efektif menekan angka kelahiran bayi
khususnya di pedesaan. Kedua, promosi kondom (sebagai salah satu item
pencegah kehamilan) menyisakan dua hal yakni menguntungkan perusahaan pembuat
kondom dan meningkatnya seks bebeas pada remaja karena mudah mendapatkankondom
dalam melakukan hubungan seks di luar nikah.
Komentar
Posting Komentar