Hari Ibu

Ibu : kamu mau balik?
Saya : iya
ibu : kenapa cepat sekali?
Saya : mau urus sidang tesis dulu, bu
Ibu : kamu lihat rekening ibu, ambil separuhnya utk ongkosmu balik.. 

Saya tercekat, diam. 
Sejurus kemudian baru berkata,
"Tiket saya sudah ada kok bu"

Saya mungkin bukanlah perempuan ekspresif yang bisa menampilkan ekspresi kegelisahan, kegembiraan ataupun kesedihan saya. Saya hampir tidak pernah menangis di depan perempuan terkuat yg pernah saya kenal, yaitu ibu saya. Pun saat beliau kecelakaan 4 hari lalu hingga koma. Saya tetap tdk bisa menangis dihadapannya. Saya baru bisa menangis diam-diam dibelakang. 

Saat saya pamit tadi, tubuh ibu masih ringkih terbaring di kasur. Ingatannya belumlah begitu pulih. Gegar otak ringan kata dokter. Untuk duduk saja ia masih kepayahan. Menahan sakit dan menahan nyeri di kepala. 

Tapi saya harus kembali, bu.. 
Menyelesaikan bengkalai yang belum usai. Mimpi yang selalu engkau dukung. Saya tahu betul uang ibu tidak banyak. Tapi ditengah rasa sakit yg didera, ibu masih ingin mensupport anaknya agar segera wisuda. Entahlah saya merasa berdosa sekali. 

Perih sekali rasanya, 
Di hari ibu, dengan kondisi ibu saya yg masih terbaring lemah di rumah sakit, saya harus segera kembali ke ibu kota. 
Segera sembuh ibu, doakan selalu anakmu ini.. 

Komentar