Postingan

Hari Ibu

Ibu : kamu mau balik? Saya : iya ibu : kenapa cepat sekali? Saya : mau urus sidang tesis dulu, bu Ibu : kamu lihat rekening ibu, ambil separuhnya utk ongkosmu balik..  Saya tercekat, diam.  Sejurus kemudian baru berkata, "Tiket saya sudah ada kok bu" Saya mungkin bukanlah perempuan ekspresif yang bisa menampilkan ekspresi kegelisahan, kegembiraan ataupun kesedihan saya. Saya hampir tidak pernah menangis di depan perempuan terkuat yg pernah saya kenal, yaitu ibu saya. Pun saat beliau kecelakaan 4 hari lalu hingga koma. Saya tetap tdk bisa menangis dihadapannya. Saya baru bisa menangis diam-diam dibelakang.  Saat saya pamit tadi, tubuh ibu masih ringkih terbaring di kasur. Ingatannya belumlah begitu pulih. Gegar otak ringan kata dokter. Untuk duduk saja ia masih kepayahan. Menahan sakit dan menahan nyeri di kepala.  Tapi saya harus kembali, bu..  Menyelesaikan bengkalai yang belum usai. Mimpi yang selalu engkau dukung. Saya tahu betul uang ibu tidak

tokoh-tokoh perempuan yang dilupakan

berbicara mengenai tokoh perempuan indonesia pasti ingatan kita langsung merujuk pada sosok kartini (1879-1904). Kartini dianggap sebagai simbol perempuan indonesia yang memiliki pemikiran maju di zamannya karna berfikir untuk membebaskan perempuan dari kebodohan dan ketidakberdayaan. pendidikan yang didapat oleh perempuan-perempuan dewasa ini pun di klaim merupakan hasil jerih payah kartini. faktanya, surat-surat kartini baru dibukukan pada tahun 1911 di belanda. diterjemahkan dalam bahasa indonesia tahun 1922. perempuan masa kini yang berprestasi selalu dilekatkan sebagai kartini muda. sementara perempuan masa lalu dilekatkan dengan stereotipe yang tidak berdaya dan tidak berpemikiran maju. benarkah demikian? pada masa indonesia masih terpencar dalam bentuk kerajaan-kerajaan, sesungguhnya juga telah muncul tokoh-tokoh perempuan hebat dizamannya. tidak dapat dinafikan bahwa di minangkabau dulu pernah dipimpin oleh seorang bundo kanduang. Aceh pernah dipimpin oleh ratu

Mewaspadai Cultural Violence : Analisis Respon Terhadap Isu Kebangkitan PKI

Gambar
Anti-komunisme telah menjadi wacana utama dalam masyarakat indonesia sejak tahun 1965 hingga   hari ini. Selama orde baru masyarakat indonesia setiap tahunnya di tanggal 30 september terbiasa menonton film “Pemberontakan G-30 S/PKI”. Film ini menggambarkan rangkaian peristiwa yang terjadi pada 30 september 1965, bagaimana penculikan para jenderal, penyiksaan dan pembunuhan yang di alami korban sebelum akhirnya di buang ke dalam sumur yang sekarang kita kenal dengan Lubang Buaya. Gerakan 30 september adalah nama yang diberikan oleh kolonel untung terhadap peristiwa ini. Untung adalah orang yang memimpin pasukan penculik para jenderal pada malam 30 september itu.             Tanggal 1 oktober 1965 soeharto, komandan KOSTRAD (komando cadangan strategis angkatan darat) membuat pernyataan bahwa PKI (partai komunis indonesia) dibawah pimpinan DN. Aidit berada dibelakang operasi untung [1] . Pernyataan soeharto dan kampanye kekerasan terhadap PKI dan pengikutnya dalam waktu singkat mampu

mencubit ; dulu dan sekarang

Kejadian yang menimpa seorang guru di salah satu SMP di bantaeng cukup membuat saya miris. Bagaimana tidak, cuma gara-gara mencubit siswanya yg main siram-siraman air pel yg akhirnya air pel mengenai sang guru itu, ibu guru ini harus mendekam di penjara. Sang guru ini sekarang tengah mengalami depresi dan diabetes keringnya kambuh saat penahanan menunggu sidang saat ini. Saya jadi ingat waktu saya sekolah dulu, bagaimana guru SD saya menyiapkan rotan utk siswa2nya yang nakal. Atau guru mengaji saya menyiapkan lidi saat kami salah membaca tajwid. Atau guru SMP saya yg menampar dua orang anak yg di anggap nakal didepan semua peserta upacara. Atau saat SMA kami dijemur sambil hormat ke tiang bendera ketika panas terik gara-gara sembunyi pas upacara bendera. Uniknya saat saya mengadukan ke rumah kalau saya dihukum, orang tua saya bukannya membela apalagi melaporkan sang guru ke polisi namun justru memarahi dan menambah hukuman saya. Kadang hukuman dirumah berlipat ganda dar

minangkabau dalam teori dimensi budaya

Dalam konteks komunikasi antar budaya menurut edward T hall, ada dua dimensi budaya yakni low context culture dan high context culture. Orang-orang yang berasal dari budaya high context culture biasanya dalam berkomunikasi lebih suka menyampaikan pesan secara implisit. Selain pesan verbal, pesan-pesan non verbal juga sangat diperhatikan. nilai-nilai atau norma budaya mereka juga secara implisit terwakili oleh simbol-simbol. Sederhananya orang yg berasal dari high context cult ure akan berkomunikasi secara high context juga. Sebaliknya orang2 yang berasal dari budaya low context, lebih suka menyampaikan pesan secara eksplisit. Kadang tidak terlalu menanggapi pesan-pesan non verbal. Bagaimana dengan minangkabau? Jika kita merujuk pada teori Edward T Hall, minangkabau dapat digolongkan dalam high context culture. Hal ini dapat dilihat dalam pola komunikasi orang minang yang cenderung menyampaikan pesan secara implisit, entah itu melalui kias atau petatah petitih adatnya.

Uang Jemputan Dan Uang Hilang Dalam Adat Pariaman

Setiap kali saya memperkenalkan diri sebagai orang pariaman, orang-orang biasanya langsung mengatakan "owh yang laki-lakinya dibeli itu ya?”. Kadang saya mau ketawa, kadang juga miris mendengar persepsi negatif terhadap adat di negeri kami. Kebetulan dulu pada tahun 2010 saya pernah menulis paper singkat mengenai budaya "Uang jemputan dan uang hilang" tersebut. Mungkin saja pemahaman yang saya dapat dari literatur yang saya baca serta wawancara terhadap tokoh adat dulu bisa sedikit mencerahkan. Pertama, ada perbedaan mendasar antara uang hilang dan uang jemputan walaupun di akhir-akhir ini sering dipersepsikan sama. Tidak diketahui pasti kapan tradisi uang jemputan ini hadir. Uang jemputan adalah bentuk penghargaan terhadap laki-laki pariaman dan juga bentuk "kompensasi" secara halus kepada keluarga laki-laki. Uang jemputan adalah bentuk kebanggaan dan simbol harapan yang besar dari keluarga perempuan terhadap calon menantunya. Karena seperti diketahui bersa

hari kartini (2)

Ada yg bilang, pejuang selain kartini tdk terlalu cemerlang karna hanya berjuang secara fisik, tidak berjuang di literasi.. 😩 😩 😩 😩 😩 😩 Surat2 kartini baru dibukukan di belanda tahun 1911, sebelas tahun kemudian baru di cetak dalam bahasa indonesia (1922) Tahukah anda,, Tahun 1908, aisyah we tenriolle, ratu kerajaan tanete (kini barru, sulsel) telah mendirikan sekolah modern di wilayahnya,, Ahli sastra yg menerjemahkan epos terpanjang di dunia, la galigo hingga popularitasnya sampai ke dataran eropa Tahun 1911, rohana kudus mendirikan sekolah kerajinan amal setia, dilanjutkan kemudian dg pendirian rohana school,, Tahun 1912, rohana kudus mendirikan surat kabar sunting melayu, dilanjutkan dengan surat kabar lainnya.. ide-ide pergerakan ia kobarkan lewat tulisan2 nya Rahmah el yunussiyah, guru besar wanita pertama dari al-Azhar pendiri sekolah diniyah putri padang panjang, saat usianya baru 23 tahun Dewi sartika, tidak sekedar berwacana ttg pendidikan perempuan tp